Mengenal Ekologi Tumbuhan
Kategori :
Ekologi
Secara
harfiah, ekologi berasal dari dua kata yakni Oikos dan Logos. Oikos
sendiri berarti rumah sedangkan logos berarti ilmu. Dengan demikian, ekologi
bisa diartikan sebagai sebuah ilmu yang mempelajari mahluk hidup
dengan lingkungannya. Bagaimana dengan ekologi tumbuhan? Secara
sederhana, ekologi tumbuhan diartikan sebagai sebuah ilmu yang fokus
pada pembelajaran mengenai hubungan timbal dan balik antara tumbuhan
dengan habitat tumbuhnya. Kajian pokok ekologi tumbuhan ini adalah
melihat pengaruh tumbuhan terhadap lingkungan dan juga pengaruh
lingkungan terhadap perkembangan tumbuhan tersebut.
Mempelajari ekologi tumbuhan sangat penting sebab kita bisa memperoleh hasi yang maksimal terutama dalam hal teknik budidaya. Dengan mencocokkan karakteristik lingkungan dengan tumbuhan yang ditanam, maka kita akan memperbesar potensi suksesnya panen kelak. Selain itu, kerusakan terhadap lingkungan juga bisa dicegah. Mempelajari ekologi tumbuhan akan membuat kita paham teknik juga cara yang tepat dan cermat untuk mengambil manfaat terbaik dari tumbuhan tanpa harus merusak.
Perkembangan Ekologi Tumbuhan
Para ahli ekologi tumbuhan telah jauh-jauh hari mencoba untuk mengidentifikasi apa saja faktor yang bisa mengoptimalkan peranan tumbuhan dalam kehidupan manusia dan lingkungan tentunya. Pertanyaan-pertanyaan yang berusaha diungkapkan dalam ilmu ekologi tumbuhan antara lain bagaimana tumbuhan beradaptasi dengan lingkungannya, bagaimana ia mengatasi persoalan dispersal, bagaimana ia mengatasi kompetisi dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya. Kajian yang penting disadari dalam mempelajari ekologi tumbuhan adalah bahwa tumbuhan terhitung sebagau individu atau kelompok individu yang tak dapat hidup secara terisolasi. Semua jenis tumbuhan di dunia ini melakukan interaksi dengan tumbuhan lainnya dan juga lingkungan sekitarnya. Di dalam proses berinteraksi tersebut, tumbuhan melakukan perubahan energi kimia menjadi energi potensial serta mengubah bahan-bahan anorganik menjadi bahan yang organik.
Pendekatan Mempelajari Ekologi Tumbuhan
Mempelajari ekologi tumbuhan sangat penting sebab kita bisa memperoleh hasi yang maksimal terutama dalam hal teknik budidaya. Dengan mencocokkan karakteristik lingkungan dengan tumbuhan yang ditanam, maka kita akan memperbesar potensi suksesnya panen kelak. Selain itu, kerusakan terhadap lingkungan juga bisa dicegah. Mempelajari ekologi tumbuhan akan membuat kita paham teknik juga cara yang tepat dan cermat untuk mengambil manfaat terbaik dari tumbuhan tanpa harus merusak.
Perkembangan Ekologi Tumbuhan
Para ahli ekologi tumbuhan telah jauh-jauh hari mencoba untuk mengidentifikasi apa saja faktor yang bisa mengoptimalkan peranan tumbuhan dalam kehidupan manusia dan lingkungan tentunya. Pertanyaan-pertanyaan yang berusaha diungkapkan dalam ilmu ekologi tumbuhan antara lain bagaimana tumbuhan beradaptasi dengan lingkungannya, bagaimana ia mengatasi persoalan dispersal, bagaimana ia mengatasi kompetisi dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya. Kajian yang penting disadari dalam mempelajari ekologi tumbuhan adalah bahwa tumbuhan terhitung sebagau individu atau kelompok individu yang tak dapat hidup secara terisolasi. Semua jenis tumbuhan di dunia ini melakukan interaksi dengan tumbuhan lainnya dan juga lingkungan sekitarnya. Di dalam proses berinteraksi tersebut, tumbuhan melakukan perubahan energi kimia menjadi energi potensial serta mengubah bahan-bahan anorganik menjadi bahan yang organik.
Pendekatan Mempelajari Ekologi Tumbuhan
Sinekologi
Disebut juga dengan ekologi komunitas dimana pokok kajian para ilmuan berada pada tingkat komunitas. Sinekologi tumbuhan ini juga bersinonim dengan Geobotani, Ilmu Ekologi Vegetasi, Fisiologi dan masih banyak lagi lainnya. Dengan sudut pandang sinekologi ini, seseorang berusaha mengkaji komunitas tumbuhan yakni:
- Sosiologi tumbuhan, yaitu penggambaran juga pemetaan tipe vegetasi dan juga jenis vegetasi tumbuhan.
- Komposisi penyusun juga struktur komunitas tumbuhan.
- Mengamati dinamika komunitas yang mencakup banyak proses seperti transver nutrient juga energi di antara anggota, interaksi di antara anggota, simbiosis, suksesi, proses dan masih banyak lagi lainnya. Contoh sinekologi adalah mempelajari hutan gambut, suaka margasatwa, hutan rawa, hutan alam, hutan payau dan masih banyak lagi lainnya
Merupakan sudut pandang ekologi tumbuhan dimana yang menjadi kajian utama adalah pola adaptasi dari spesies atau populasi tumbuhan dengan lingkungan sekitarnya. Adapun sub-divisi autekologi antara lain demakologi, ekologi populasi, demografi, ekologi fisiologi, ekofisiologi, juga genekologi. Contoh autekologi adalah studi mengenai jenis mikroza dan pengaruhnya terhadap perkembangan pinus dan masih banyak lagi lainnya. Selain mempelajari pengaruh, autekologi ini juga membaca pola-pola adaptasi pohon pinus dengan habitat atau lingkungan sekitarnya.
Ekologi-lingkungan dan vegetasi
1. Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang sudah ada sejak beratus tahun lalu, pencetusnya adalah Ernest Haekel seorang zoologist berkebangsaan Jerman, kata oekologie berasal dari kata Oikos yang artinya rumah.dan logos yang artinya ilmu sehingga secara harafiah dimaksudkan kajian mengenai mahkluk hidup di habitat atau dalam lingkungannya.
Pengkajian pada tingkat hirarkhi makluk hidup disamping memerlukan dukungan dan bantuan dari ilmu lain juga perkembangan tekologi serta alat, tidak terkecuali dengan ekologi tumbuhan yang sangat terkait dengan perkembangan ilmu morphologi tumbuhan dan klasifikasi tumbuhalam serta alat yang dipergunakan untuk kajian lebih dalam.
Pengkajian pada masing masing hirarkhi makluk hidup membahas mengenai hubungan lingkungannya dengan makhluk hidup tersebut, baik secara biotik dan aboiotik pada tingkatan hirarkhinya. Hubungan antara lingkungan biotik dan abiotik dapat dilihat dalam bagan dibawah ini:
KOMPONEN BIOTIK
|
GEN
|
SEL
|
JARINGAN
|
ORGAN
|
ORGANISME
|
POP.
|
EKOSISTEM | |||
KOMPONEN ABIOTIK
|
|
|||||||||
BIOSISTEM |
SISTEM
|
SISTEM
|
SISTEM
|
SISTEM
|
SISTEM
|
SISTEM
|
EKOSISTEM
|
|||
GENETIKA
|
SEL
|
JARINGAN
|
ORGAN
|
ORGANISME
|
POPULASI
|
Masing masing hirarkhi makluk hidup mempunyai lingkungan sehingga membentuk suatu biosistem yang khusus dimana masing masing hirarkhi berbeda secara ekologis.
Ekologi tumbuhan adalah kajian pada tingkatan hirarkhi organisme dan populasi, serta ekosistem yang ditempati, berkaitan dengan kondisi tersebut maka kajian dimulai dari pengenalan tanaman, analisis berdasarkan parameter ekologi yang digunakan, dimulai dari tingkatan yang paling luas yang menutup permukaan bumi yang disebut sebagai vegetasi.
2. Lingkungan
Lingkungan hidup dari suatu organisme adalah semua faktor biotik dan abiotik yang potensial mempengaruhi organisme. Lingkungan tersebut juga merupakan habitat organisme yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang keduanya secara potensial mempengaruhi kehidupan makluk hidup tersebut. Sebagai contoh komponen biotik adalah: kompetisi, mutualisme, alelopaty serta beberapa interaksi antara makluk hidup. Kompenen abiotik yang dijelaskan di bab belakang meliputi komponen phisik dan kimia yang mempengaruhi pertumbuhan dan distribusi tanaman.
Sedangkan lingkungan hidup tanaman dibagi dalam dua kelompok besar, pertama: lingkungan makro yaitu suatu lingkungan yang berpengaruh secara umum atau regional, sedangkan yang ke dua adalah lingkungan mikro adalah lingkungan yang paling dekat dengan tanaman yang secara potensial berpengaruh terhadap organ tersebut, jadi merupakan suatu lingkungan dimana tumbuhan harus bertanggap.
Lingkungan makro mungkin sangat berbeda dengan lingkungan mikro sebagai contoh adalah lingkungan dalam suatu kanopi hutan sangat berbeda dengan lingkungan luar kanopi tersebut khususnya pada kelembaban, kecepatan angin, intensitas cahaya dan temperatur tentunya, lingkungan mikro di bawah suatu batuan di gurun tentu lebih dingin dibandingkan dengan diluar bebatuan tersebut.
Kecepatan angin pada lingkungan mikro pada satu mm dari permukaan daun tentu mempunyai kecepatan angin yang berbeda dengan bagian organ lain, sehingga dikatakan lingkungan mikro adalah lingkungan dimana tanaman mampu bertanggap.
Ekologi Tumbuhan sesungguhnya tak mungkin dapat dipisahkan dari ekologi hewan maupun mikroba karena dalam habitat yang sama selalu dapat dijumpai keberadaan hewan dan mikroba. Keterkaitan antara hewan, tumbuhan dan habitat hidup ditunjukan dalam skema berikut:
Gambar2: Interaksi antara hewan, tumbuhan dan habitat yang ada di alam.
Perkembangan lebih mendalam dalam ekologi tumbuhan dapat dimanfaatkan dalam reklamasi lahan yang rusak akibat banjir, kebakaran serta penambangan. Introduce jenis tanaman tetertentu di suatu habitat yang memungkinkan perubahan distribusi dari suatu jenis tumbuhan tetentu. Keberhasilan suatu jenis tumbuhan mengintroduce suatu lahan yang baru adalah suatu hal yang merupakan suatu usaha pengembangan ekologi dan fsiologi akibat interaksi dengan habitat hidupnya.
Banyak permasalahan yang dapat dipelajari melalui ekologi tumbuhan diaranya adalah, bagaimanakah tumbuhan mengatasi masalah penyebaran, apakah jenis tumbuhan yang mampu diperguanakan sebagai pioner dalam lahan bekas penambahangan, banjir atau kebakaran. Bagaimanakah distribusi tumbuhan pada suatu lokasi atau dan bagaimana pula kompetisi serta kelulushidupan suatu tumbuhan. Bagaimanakah tumbuhan menceritakan pada kita mengenai kemampuan untuk mengatasi penyebaran,perkecambahan pada situs yang tepat, kompetisi, interaksi dll.
Mempelajari permasalahan yang merupakan bagian dari tumbuhan memerlukan bahasa yang sama dalam membaca dan memaknai fenomena yang ditunjukan oleh tumbuhan, diantaranya adalah pengertian vegetasi, flora, fisiognomi, formasi, asosiasi serta populasi.
3. Vegetasi
Pengertian vegetasi adalah semua spesies tumbuhan yang terdapat dalam suatu wilayah yang luas, yang memperlihatkan pola distribusi menurut ruang dan waktu. Tumbuhan penutup permukaan bumi merupakan vegetasi yang dapat berbeda dalam ruang dan waktu untuk komponen spesies penyusunnya, berdasarkan ukuran keluasan maka vegetasi dapat dibedakan dalam formasi adalah suatu tipe vegetasi yang sangat luas yang menutupi permukaan bumi, sebagai contoh adalah formasi Taiga, dimana keberadan formasi Taiga terletak pada pada beberapa benua, komposisi formasi taiga pada beberapa benua merupakan suatu komposisi tumbuhan yang identrik sehingga tetap dengan nama formasi Taiga. Ukuran keluasan formasi Taiga seperti tergambar dalam peta vegetasi dibawah ini:
Gambar 3; Sebaran dan luasan formasi Taiga yng ditunjukan dengan warna hijau tua
Formasi Taiga pada beberapa tempat di belahan bumi mempunyai penyusun vegetasi yang mempunyai kesamaan dalam hal, komposisi floristik, fisiognomi dan muncul pada habitat yang relatif konsisten yang disebut sebagai asosiasi. Penyusun formasi Taiga merupakan bermacam macam Asosiasi yang juga dapat dikatakan sebagai komunitas, dibawah ini adalah dua contoh asosiasi yang terdapat dalam formasi Taiga:
Gambar 4. Asosiasi dalam foramsi Taiga (gambar diambil dari situs internet)
Gambar diatas adalah salah satu dari asosiasi yang terdapat dalam formasi Taiga, sedangkan gambar yang terdapat di bawah ini juga masih termasuk dalam salah satu asosiasi Taiga pula, tetapi tipe dibawah mempunyai tipe phisiognomi yang berbeda dari yang pertama.
Jadi.dalam suatu tipe formasi terdiri dari banyak Asosiasi penyusun yang salah satu dan lainnya dapat sangat berbeda dalam fisiognominya. Berdasarkan ciri dan batasan asosiasi maka asosiasiasi dapat juga dikatakan sebagai komunitas, namun tidak semua komunitas dapat dinyatakan sebagai suatu asosiasi.
Tipe vegetasi yang terdiri dari beberapa bagian vegetasi dicirikan oleh bentuk pertumbuhan (growth form) atau life form dari tumbuhan dominan, terbesar atau paling melimpah atau tumbuhan yang karakteristik. Contoh bentuk pertumbuhan adalah herba tahunan, pohon yang selalu hijau, berdaun lebar, semak meranggas pada musim kering, tumbuhan berdaun jarum ataupun tumbuhan yang bertahan dengan umbi ataupun rhizoma.
Bentuk pertumbuhan dari vegetasi dapat termasuk dari satu atau lebih dari hal berikut:
- Ukuran: lama hidup, kerasnya kayu, atau takson, contoh adalah : herba anual, perenial, perenial berkayu, pohon ataupun pohon merambat
- Derajad kebebasan suatu takson: contoh adalah tumbuhan hijau yang berakar dalam tanah, parasit,saprophite atau epipit.
- Morphologi takson: misalnya batang suculent (jaringan tebal dan lunak), daun suculent, bentuk roset, berduri, berambut.
- Sifat daun takson: Midalnya besar, kecil, kaku, selalu hijau, meranggas pada waktu musim kering, bentuk daun jarum, atau bentuk daun lebar.
- Phenologi, fenologi adalah waktu kejadian daur hidup dalam kaitannya dengan isyarat lingkungan seperti menggugurkan daun, bertunas, berbunga.
- Lokasi kuncup kala buruk (perenating) seperti yang ditetapkan oleh raunkier pada tahun 1934.
Tipe life form dapat dilihat dengan banyak cara, satu diantaranya adalah dengan tipe life form dari Raunkier yag berdasarkan kuncup perenating dikelompokan sebagai berikut
a) Phanerophyte (P): kuncup perenating pada ketinggian paling tidak 25 cm diatas permukaan tanah. Ini berupa pohon, semak tinggi, liana, tumbuhan merambat berkayu, epifit dan batang sukulen yang tinggi.
b) Chamaeophyte (Ch): kuncup perenaying berkedudukan dekat dengan permukaan tanah (dibawah 25 cm). Herba, suffrutescent (suffruticose, perdu rendah, kecil, bagian pangkal berkayu dengan tunas berbatang basah), atau tumbuhan berkayu rendah, tumbuhan succulent rendah, tumbuhan cushion (bantalan).
c) Hemycriptophite (H): herba perenial dimana bagian aerial mati pada akhir pertumbuhan, meninggalkan kuncup pada atau tepatv dibawah permukaan tanah. Herba berdaun lebar musiman dan rumput-rumputan, tumbuahn roset.
d) Cryptophite (Cr): kuncup perenating terletak dibawah lapisan tanah atau terbenam dalam permukaan air. Tumbuhan darat dengan rimpang dalam, umbi atau tuber, tumbuahn perairan emergent, mengapung atau tenggelam dan berakar pada dasar.
e) Therophyte (Th): tumbuhan annual melampaui kala buruk dengan biji.
Komposisi tumbuhan penyusun asosiasi dapat digambarkan dalam suatu spektra life form. Spektra tipe life form adalah suatu penggambaran yang menunjukan kelompok prosentase tumbuhan penyusun suatu asosiasi seperti terlihat pada gambar dibawah ini
Spektra dapat dibuat dari data berbagai tipe komposisi. Kebanyakan kajian berkepentingan dengan spektra life form berdasarkan pada sekedar daftar spesies tegakan (stand) yang berbeda atau area geografi berbeda. Interpretasi spektra tipe life form dapat dibaca berdasarkan spekrtrum normal yang dibuat Raunkier. Spektrum normal untuk flora dunia berdasarkan pada 1000 spesies yang dipilih secara acak dipakai sebagai pembanding. Porsentase spesies dalam berbagai klas life form untuk spektrum normal sbb:
Tabel 1. Porsentase spesies dalam berbagai klas life form untuk spektru berdasar Raunkier.
P
|
Ch
|
H
|
Cr
|
Th
|
Jumlah
|
46
|
9
|
26
|
6
|
13
|
100
|
2). Cover
Cover atau penutupan kanopi tumbuhan dalam suatu area tertentu dapat dihitung berdasrkan prosentase. Penutupan penuh suatu vegetasi merupakan prosentase 100%. Bilangan penutupan dapat melebihi 100 %, disebabkan tumbuhan penyusun suatu vegetasi terdiri dari beberapa lapisan kanopi yang saling tumpang tindih, kuang dari 100% menunjukan adanya tanah gundul pada suau area yang diamati..
Penggunaan alat ”moosehorn”sebagai penghitung cover suatu kanopi pohon sangat membantu keakuratan perhitungan luasnya cover yang ditutup kanopi. Kanopi pohon dapat juga dihitung dengan potongan melintang batang pada setinggi dada atau disebut sebagai diameter basal area (B). Perhitungan basal area dapat menggunakan pita pengukur yang dapat menunjukan lingkar batang yang dapat dikonversi dalam diameter batang.
Cara pengukuran Cover dapat dihitung dengan mengukur diameter 1 (DI) dan diameter 2 (D2) dari luas kanopi dibagi dua ( DI + D2), bagian yang lubang
2
dihitung masif seperti terlihat pada cara pengukuran dibawah ini:
Perhitungan Cover pada semak belukar, dikelompokan dihitung total Cover tumbuhan sejenis dalam suatu lokasi pengamatan yang disebut sebagai dominansi. Alat bantu pengamatan Cover pada semak belukar menggunakan Pantograf.
Pengamatan atas dasar kanopi Cover penutupan adalah perhitungan yang sangat subyektif karena itu jika data kuantitatif tersedia, seperti densitas, frekuensi, dominansi atau nilai penting, maka analisis lebih baik dibobot dengan nilai masing-masing.
Perhitungan secara akurat untuk kelimpahan kadang kala sulit untuk dilakukan, karena itu kelimpahan tiap-tiap life form dipakai skala rating Braun-Blanquet, Domin Krajina ataupun Daubenmire.yang kemudian dikonversikan menjadi rerata penutupan seperti dalam tabel berikut:
Tabel 2. Rentang Cover menggunakan Braun Blanquet, Domin Krajina dan Daubenmire (diambil dari Barbaur, 1992)
Braun Blanquet
|
Domin Krajina
|
Daubenmire
|
||||||
Class
|
Range of Cover (%)
|
M
|
Class
|
Range of Cover (%)
|
M
|
Class
|
Range of Cover (%)
|
M
|
5
|
75-100
|
87.5
|
10
|
100
|
100
|
6
|
95-100
|
97.5
|
4
|
50-75
|
62.5
|
9
|
75-99
|
87.0
|
5
|
75-95
|
85.0
|
3
|
25-50
|
37.5
|
8
|
50-75
|
62.5
|
4
|
50-75
|
62.5
|
2
|
5-25
|
15.0
|
7
|
33-50
|
41.5
|
3
|
25-50
|
37.5
|
1
|
1-5
|
2.5
|
6
|
25-33
|
29.0
|
2
|
5-25
|
15.0
|
+
|
<1
|
0.1
|
5
|
10-25
|
17.5
|
1
|
0-5
|
2.5
|
R
|
<<1
|
-
|
4
|
5-10
|
7.5
|
|||
3
|
1-5
|
2.5
|
||||||
2
|
<1
|
0.5
|
||||||
1
|
<<1
|
+
|
||||||
r
|
<<<1
|
+
|
Penutupan tanah oleh tajuk tumbuhan dinyatakan yang dinyatakan dalam koverage adalah suatu kanopi. Area tanah yang ditutup oleh luas sejumlah daun dalam satuan tertentu dapat dinyakan sebagai Indeks Luas Daun (Leaf Area Indeks) atau disebut sebagai LAI. Formula perhitungan indeks LAI adalah sebagai berikut:
LAI = Total luas area daun, hanya satu permukaan
Unit area tanah
Pertanyannya selanjutnya adalah bagaimana mempelajari suatu vegetasi yang terdapat dalam suatu komunitas yang terdapat dalam suatu formasi. Bagaimana pula mempelajari suatu vegetasi yang terdapat dalam suatu tipe formasi yang tidak hanya mempunyai satu kanopi seperti yang terlihat pada asosiasi dibawah ini.
Gambar 4 diatas menunjukan minimal tiga kanopi penyusun dalam suatu asosiasi. Demikian juga untuk asosiasi yang lainnya diatas. Dengan banyaknya pembatas yang terdapat dalam vegetasi dan asosiasi, maka perlu pemisahan dan pembatasan dalam tujuan untuk mempelajari vegetasi tersebut.
4. Flora
Flora tidak setara dengan vegetasi, dalam bentuk sederhana flora mengacu pada daftar spesies atau taksa tumbuhan yang terdapat pada area tertentu. Flora dapat ditemuai dalam bentuk dukumen yang memuat daptar floristik sampai dengan perlakuan taksonomi lengkap dengan informasi morphologis dan nomenklaturnya.
Flora tidak memberi informasi mengenai gabungan sifat vegetasi ataupun komunitas yang tumbuh di tempat tersebut, flora juga tidak memberi komentar tentang kelimpahan tumbuhan tersebut di alam, apalagi arti penting ataupun keunikan mereka. Pada flora semua spesies mempunyai bobot yang sama.
5. Fisiognomi
Fisiognomi adalah kenampakan luar suatu vegetasi, fisiognomi dapat dibangun dari arsitek dan life form dari vergetasi penyusun. Arsitek vegetasi merupakan bentuk tajuk/ kanopi dari suatu tumbuhan, suatu vegetasi dapat terdiri dari empat atau lima lapisan kanopi tergantung pada jenis vegetasi, seperti dicontohkan dalam gambar berikut:
Gambar 8 . Diagram Ilustrasi Penutupan pada Hutan Hujan Tropis
Sedangkan life form adalah bentuk pertumbuhan yang dapat dianalisis dengan berbagai cara. Arsitek dan life form keduanya merupakan dua hal yang menentukan fisiognomi dari vegetasi dan tiap vegetasi mempunyai karakteristik fisiognomi yang khusus.
Lebih lanjut lagi setelah mengamati lingkungan sekitar maka dapatkah menemukan berapa lapisan kanopi yang ada, dapatkah anda susun dalam bentuk diagram berdasarkan lapisan kanopi yang ada.
6. Formasi
Berdasarkan ukuran keluasan vegetasi dapat dikelompokan dalam beberapa formasi, yang kesemuanya merupakan suatu tipe vegetasi yang sangat luas yang menutupi semua permukaan bumi, pengelompokan formasi yang sudah disetujui Unesco dapat dilihat dalam tabel dibawah ini;
Tabel 1. Klasifikasi formasi berdasarkan UNESCO Th 1973.
Klas Formasi | Penyusun formasi | Spesifikasi | ||
Hutan tertutup | Dominan tinggi 5 m, tajuk saling interlocking | |||
1 | Hutan hujan basah | Dominan berdaun lebar, selalu hijau, ujung daun tetes, tidak tahan dingin dan juga kering | ||
2 | Hutan musiman selalu hijau tropis dan sub tropis | Sejumlah mernggas kering yang terletak diatas dan dibawah | ||
3 | Hutan semi meranggas tropis dan sub tropis | Kanopi atas pohon meranggas kering, pohon ander story tetap hijau, daun kakku, daun tanpa ujung tetes | ||
4 | Hutan mangrove | Terletak di daerah intertidal di daerah tropis dan sub tropis, didominir oleh pohon berdaun lebar, kaku, selalu hijau, dengan pneumatophora, epifit serta vascular panjang | ||
5 | Hutan berdaun lebar selkalu hijau temperate dan sub polar | Terdapat dalam ocenic ekstrem, klimat bebas beku, hemisphere selatan seperti hutan Podocarpus di New Zealand | ||
6 | Hutan berdaun lebar musiman temoerate | Didominir pohon yang selalul hijau hemiscerophilus, bagian bawah kaya dengan tumbuhan herba, sedikit epipit dan liana. | ||
7 | Hutan sclerophil berdaun lebar selalu hijau | Didominir oleh pohon yang selalu hijau sclerophil dengan sedikt under story tetatpi banyak liana. | ||
8 | Hutan berdaun jarum sellau hijau tropis dan sub tropis | Didominir pohon selalu hijau yang berdaun jarum atau sisik, epipit vascular dan liana tidak ada. | ||
9 | Hutan berdaun jarum sellau hijau temperate dan sub polar | Seperti diatas tapi dibagian belahan dunia sebelah utara | ||
10 | Hutan meranggas | Kebanyakan pohon mengguggurkan daun bersama dalam kaitannya dengan musim pertumbuhan | ||
11 | Hutan meranggas kering tropis dan sub tropis | Daun gugur selama musim kering | ||
12 | Hutan meranggas dingin dengan pohon selalul hijau | Daun gugur selama misim beku, pohon meranggas dominan, tetapi ada pohon yang selalu hijau | ||
13 | Hutan meranggas dingin dengan tanpa pohon selalul hijau | Pohon meranggas mutlak dominan, epipit vascular tidak ada | ||
14 | Hutan xeromorphus ektrem | Tegakan padat dengan semak suculent dan xeromorphic, bagian bawah sering merupakan hutan woodland | ||
Wood Land | Tinggi dominan 5 m, tajuk biasa tidak bersentuhan, penutupan kanopi 40%, terdapat lapisan herba | |||
1 | Woodland selalu hijau | Dominan selalu hijau | ||
2 | Woodland meranggas | Dominan berbagai pohon meranggas | ||
3 | Woodland xeromorphic ekstrem | Serupa pohon xeromorphic tapi tidak lebat | ||
Belukar/ Screub | Doinan semak atau pohon kerdil | |||
1 | Belukar yang selalu hijau | Termasuk Charparal | ||
2 | Belukar meranggas | Termakasuk belukar | ||
3 | Belukar dengan xeromorphic ekstrem | Tegakan semak sangat terbuka dengan adaptasi xeromorphic, tumbuhan dengan duri | ||
4 | Belukar kerdil dan sejenis | Dominan dengan tinggi kurang dari 0,5 m, termasuk tundra artic, alpin, bog heath | ||
Herba ceus | Dominan forb, penutupan penuh | |||
1 | Graminoid tinggi | Dominan graminoid dengan tinggi 2m, bila berbunga penutupan forb kurang dari 50% | ||
2 | Rumput tinggi dengan sinusia pohon 10 -40% | Woodland terbuka dengan penutupan graminoid lebih besar dari 50% | ||
3 | Rumput tinggi dengan sinusia kuarang dari 10% | Savana kadang kadang dengan semak | ||
4 | Rumput tinggi medium | Dominan graminoid dengan tinggi antara 0,5 -2 m, penutupan forb kurang dari 50% | ||
5 | Rumput pendek | Dominan graminoid dengan tinggi kuarang dari 0,5 m, penutup forb kurang dari 50 %, termasukmeadow, beberpa tipe tundra | ||
6 | Vegetasi forb | Penutup forb lebih besar dari pada 50%, penutup graminoid kuarang dari pada 50% |
7. Asosiasi
Asosiasi dapat dikatakan sebagai komunitas yang merupakan suatu istilah yang dapat digunakan pada sembarang tipe vegetasi, sembarang ukuran dan sembarang umur, komunitas dapat merupakan satu unit ekologi yang sangat luas namun juga dapat merupakan satuan yang sangat sempit. Istilah komunitas juga dapat digunakan untuk satuan yang paling kecil sekalipun seperti halnya menempelnya lumut yang beraneka ragam di pohon tertentu.
Ukuran, umur dan stratum tumbuhan bukan merupakan batasan suatu komunitas tumbuhan demikian juga dengan perubahan komponen vegetasi yang terdapat didalamnya. Komunitas tetap berlaku untuk vegetasi yang mudah berubah ataupun yang lambat dalam perubahan penyusun vegetasinya.
Seringkali vegetasi serupa mudah dan sering ditemukan pada lokasi yang mempunyai kondisi yang sama, sebagai contoh adalah hadirnya vegetasi yang berupa padang rumput yang mudah ditemui di manapun. Asosiasi lebih merupakan kumpulan dari contoh dalam sebuah vegetasi. Suatukomunitas besar dapat terdiri dari banyak asosiasi atau komunitas kecil yang didalamnya terdapat banyak spesies tumbuhan penyusun vegetasi tersebut, pertanyannya adalah apakah masing masing asosiasi tersebut merupakan suatu kesatuan atau masing masing asosiasi merupakan satuan yang terpisah?
Asosiasi yang dapat merupakan bentuk komunitas dalam suatu formasi umumnya terdiri dari banyak asosiasi penyusun dimana salah satu dan lainnya dapat sangat berbeda dalam fisiognominya. Asosiasiasi dapat dikatakan juga sebagai komunitas, namun tidak semua komunitas menunjukan suatu asosiasi. Komunitas dapat dilabel sebagai asosiasi jika mempunyai ciri sebagai berikut:
- Mempunyai komposisi floristik yang seragam
- Fisiognomi yang seragam
- Terdapat [pada habitat yang relatif konsisten
Gambar 4. Asosiasi pada hutan hujan basah
Gambar diatas menunjukan minimal tiga kanopi penyusun dalam suatu asosiasi. Demikian juga untuk asosiasi yang lainnya yang sudah anda pelajari diatas. Dengan banyaknya pembatas yang terdapat dalam vegetasi, maka perlu pemisahan dan pembatasan dalam tujuan yang berfungsi untuk lebih detail dalam mempelajari vegetasi tersebut.
8. Populasi
Populasi adalah suatu kelompok individu yang spesiesnya sama dan menempati dalam suatu habitat yang cukup kecil sehingga memungkinkan terjadinya interbreding diantara anggota semua kelompoknya.
Beberapa populasi tidak berinterbreding namun melakukan penyerbukan sendiri (self polination) atau bereproduksi secara seksual. Luas wilayah yang ditempati memungkinkan potensi terjadinya pertukaran gen melalui penyerbukan sendiri ataupun tetangga.
9. Spelisasi dalam ekologi tumbuhan
a. Synekologi
Synekologi mempunyai banyak sinonim kata diantaranya adalah: ekologi komunitas, fitososiologi,geobotani, ilmu vegetasi ataupun ekologi vegetasi. Syekologi mempunyai fase fese yaitu:
1) Sosiologi tumbuhan
Sosiologi tumbuhan membicarakan mengenai diskripsi dan pemetaan tipe vegetasi dalam suatu komunitas
2) Dinamika tumbuhan
Dinamika tumbuhan termasuk didalamnya adalah: transfer nutrien, transfer energi, hubungan antaginis atau simbiotik antara anggota, proses dan sebab terjadinya suksesi ataupun perubahan komunitas menurut waktu.
Kajian dinamika komunitas dapat diabstrakan dalam level matematika dimana rumus yang dipergunakan dapat memvisualisasi dan mensimulasikan sistem dinamika yang khusus diamati, kajian demikian dapat disebut sebagai ekologi sistem
3) Deduksi evolusi untuk menentukan sifat alam dari suatu komunitas
Pernahkan terpikirkan apakah yang menetukan jumlah spesies yang terdapat dalam suatu habitat. Apapula yang ,memyebabkan spesies tersebut eksis dalam habitatnya. Jawaban dalam suatu permasalahan ini seringkali tumpang tindih dengan aut ekologi.
b. Aut ekologi
Kajian lain dari ekologi tumbuhan adalah mengenai adaptasi dan kelakuan spesies individu atau populasi dalam kaitannya dengan lingkungan hidup meraka. Sub sub dari aut ekologi diantaranya adalah: ekofisiologi, gene ekologi ekologi populasi.
REFERENSI :
- http://www.youtube.com/watch?v=fo-G8Q4gqnw&spfreload=10
- http://ekosistem-ekologi.blogspot.com/2013/02/mengenal-ekologi-tumbuhan.html
- http://sriwidoretno.staff.fkip.uns.ac.id/ekologi-tumbuhan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar